Tips 15 : Pertahankan Kebiasaan Baik



Kebiasaan yang baik akan mengantarkan pada kehidupan yang lebih baik. Sedangkan kebiasaan yang buruk akan memperburuk kehidupan. Aristoteles juga mengatakan bahwa kita dan apa yang kita lakukan adalah satu kesatuan, karena itu keyakinan atau kesadaran bukan merupakan perbuatan melainkan kebiasaan. 

Kebiasaan yang melekat pada diri kita sama seperti daya tarik (gravitasi) pada bumi. Oleh karenanya, kita membutuhkan kekuatan ekstra untuk melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang mengungkung kita. 

Memang tidak mudah untuk melepaskan diri dari kebiasaan akan tetapi hal itu bukan berarti mustahil bagi kita untuk mencapainya. Kita harus menanyakan pada diri kita hal yang sangat prinsipil yaitu apakah selama ini kita yang mengendalikan kebiasaan ataukah kebiasaan yang telah mengendalikan kita? 

Kebanyakan jawaban adalah kebiasaan yang mengendalikan. Hanya sedikit kita menjumpai orang yang mampu mengendalikan kebiasaannya sendiri. Kita lebih banyak melihat orang yang dikuasai oleh kebiasaannya. 

Kitalah pemimpin. Kitalah yang menguasai dan mengendalikan kebiasaan-kebiasaan kita sepenuhnya. Kebiasaan adalah cerminan dari seseorang. Seseorang ditunjukkan oleh kebiasaannya. Begitupun, karakter dan sifat seseorang dapat diperhatikan dan dipelajari dari kesehariannya. Hal ini jarang kita sadari. Kita tidak sadar bahwa orang selalu menilai kita dari kebiasaan-kebiasaan kita. Oleh karena itu, kita harus membiasakan diri berpikir sebelum berbuat. 

Mari berusaha menjauhkan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. Hal itu bisa dimulai dari hal-hal terkecil seperti tidak membuang sampah disembarangan tempat, memberikan senyuman kepada siapapun yang Anda jumpai, membudayakan salam, membiasakan mengucapkan 3 kata bertuah (thank you, i’m sorry dan i love you)  dan sebagainya. Semua itu adalah hal-hal kecil yang berefek besar. 

Sengaja melakukan kebiasaan baik haruslah didasari oleh niat yang benar bukan karena ingin terlihat baik di depan orang lain seperti pacar, atasan, calon mertua, dosen, sahabat dan sebagainya. 

Jika Anda melakukan perbuatan yang baik setiap harinya demi dipuji, dengan tujuan agar pangkat dan jabatan Anda dinaikkan, agar Anda disukai atau agar Anda kelihatan baik maka sesungguhnya Anda bukan membodohi orang lain tapi Anda membodohi diri Anda sendiri. 

Membiasakan melakukan perbuatan yang baik bagi sebagian orang memang terasa berat. Apalagi kalau berhubungan dengan kebiasaan lama yang telah mendarah daging. 

Kadang kita juga tidak bisa menyalahkan diri kita sendiri mengapa kita sulit untuk berubah karena bisa jadi kebiasaan itu sudah kita bawa sejak kecil sehingga sulit untuk melepaskannya. Oleh karena itu, para orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk kebiasaan anak. 

Sesulit apapun kita merubah kebiasaan buruk kita selama kita gigih dan berjuang maka tidak ada yang tidak bisa. Anda pasti bisa menghapusnya dan menggantinya dengan kebiasaan baru yang jauh lebih baik. 

Kebiasaan yang sudah kita lakoni 50 tahun pun dapat kita ubah dalam waktu yang relatif singkat asalkan kita bersungguh-sungguh. Bukankah siapa yang bersungguh-sungguh dia akan mendapatkannya?[]