[ Sharing Pengalaman ] Kelebihan dan Kekurangan Sepeda Listrik Yang Kamu Wajib Tahu



Sekitar dua tahun yang lalu saya membuat artikel tentang keinginan untuk membeli sepeda listrik. Tidak disangka, saat ini saya sudah memilikinya. Namun, satu hal yang saya sesali adalah sebelum memutuskan membeli saya tidak berpikiran secara matang dan bijaksana. Saya tidak mencaritahu secara detail terlebih dahulu tentang kelebihan dan kekurangan sepeda listrik. Hanya didorong karena kebutuhan memiliki kendaraan sebagai seorang emak-emak yang tidak pandai bawa motor. Juga dorongan mau mengantar anak ke sekolah dan ingin mandiri ke pasar beli lauk pauk. 

Yup, saya merasa diri saya sedikit gegabah. Paling tidak saya mengetahui kelebihan dan kekurangan sepeda listrik sehingga saya membuat keputusan yang tepat. Saya menyesal mengapa saya begitu berpikiran dangkal dan tidak menimbang segala untung ruginya terlebih dahulu. Hanya karena dorongan kebutuhan ditambah sedang ada promo besar di Shopee saya tanpa pikir panjang langsung membeli. 

Keuntungan dan Kerugian Sepeda Listrik

Bagi teman-teman yang berencana membeli, jangan sampai seperti saya ya yang hanya kepikiran untungnya saja tanpa mengenal ruginya. Sebaiknya ketahui dulu kelebihan dan kekurangan sepeda listrik. Biar selain senang dengan kelebihannya, kamu pun siap menerima segala kekurangannya. 

Setelah saya memilikinya, mata saya jadi terbuka lebar. Hal-hal yang dulunya tidak saya ketahui akhirnya saya ketahui langsung dari pengalaman sebagai pengguna. Nah, ini dia saya susun daftar kelebihan dan kekurangan sepeda listrik. Ini berlaku umum untuk semua sepeda listrik merek baik itu Exotic, Uwinfly, Viar, Goda dan sebagainya. Jika ditelaah lebih detail, masing-masing merk mungkin memiliki kelebihan dan kekurangan yang lebih spesifik karena diproduksi sendiri-sendiri. Namun, disini saya mau sharing untung rugi secara umum yang berlaku untuk sepeda listrik apapun. Sebab, pada prinsipnya semuanya sama yaitu sama-sama produk berkonsep electric bike. 


Kelebihan Sepeda Listrik

1. Hemat uang karena tidak pakai bensin. Sebagian orang ada yang memutuskan membeli sepeda listrik karena ingin menghemat pengeluaran bensin. Bayangkan berapa ratus ribu uang yang dianggarkan untuk bensin ini bagi yang selama ini pakai motor pergi dan pulang bekerja. Kami saja harus membuat alokasi bensin sekitar Rp 300.000 perbulan. Belum lagi harga bahan bakar yang terus naik dari waktu ke waktu. Jika pakai sepeda listrik, tentu jauh lebih hemat. Walaupun membutuhkan tenaga listrik untuk cas baterai tetapi tidak begitu berpengaruh signifikan pada kenaikan pengeluaran listrik. Siapa yang tidak tergoda dengan keuntungan ini? 

2. Harga lebih murah. Selain tidak perlu lagi mengeluarkan uang buat membeli bensin, harga 1 unit sepeda lisrrik juga jauh lebih murah dibandingkan dengan sepeda motor. Harga sepeda motor matic seperti Vario, Beat, Scoopy dan sejenisnya yang baru bisa mencapai belasan juta. Sementara itu, harga sepeda listrik baru umumnya berkisar diantara Rp 2.500.000- Rp 5.000.000 tergantung model dan mereknya. Tidak heran sih kalau sepeda listrik jadi pilihan sebagian orang tua untuk tranportasi anak-anaknya pergi ke sekolah. Pernah saya di suatu kota ramai banget anak sekolah pakai sepeda listrik ini.

3. Ramah lingkungan. Alasan lain mengapa masyarakat tertarik memiliki sepeda listrik adalah karena lebih ramah lingkungan. Sepeda motor biasa mengeluarkan asap dan menyumbang polusi udara karena ada proses pembakaran bahan bakar Sementara sepeda listrik tidak menggunakan bahan bakar sehingga tidak ada menyebabkan polusi udara. Tak hanya itu, sepeda listrik selalu mengeluarkan suara saat dipakai berkendara. Bahkan sebagian sepeda motor ada yang bunyinya sangat bising, bikin kurang nyaman di kuping orang lain. Berbeda dengan sepeda listrik yang tidak mengeluarkan suara sehingga dianggap lebih nyaman buat telinga diri sendiri dan orang sekitar.

4. Tampilan keren dan Kekinian. Seperti yang diketahui,  akhir-akhir ini sepeda listrik lagi booming dan viral. Memakai sepeda listrik karena belum sebanyak sepeda motor, ya jadi pusat perhatian banyak orang. Model yang lucu, warna yang bikin gemas dan dianggap kekinian membuat kawula muda terpikat untuk memiliki. Merasa keren dan gaul saja. Bahkan sekelas nenek-nenek juga tidak mau ketinggalan, tertarik memilikinya. 

5. Kecepatan rendah dan bobot lebih ringan. Ini adalah kelebihan yang tidak kalah penting terutama bagi mereka yang tidak pandai bawa sepeda motor. Saya sendiri misalnya, bisa bawa sepeda motor tapi hanya dalam jarak pendek karena entah mengapa tidak menguasai. Mungkin karena sepeda motor berat dan badan saya kecil, jadi bawaannya cemas melulu. Bahkan tidak berani di belokan dan dipersimpangan jalan. Tarikan gas sepeda motor juga jauh lebih besar dan cepat, membuat saya tidak nyaman. Sementara itu, kecepatan sepeda listrik jauh dibawah sepeda motor dan diatas sepeda gowes biasa. 

Sepeda listrik memiliki berat hampir separuh dari sepeda motor biasa. Jika sepeda motor rata-rata 100 kg, sepeda listrik beratnya sekitar 50 kg. Emak-emak yang berbadan kecil ya bisalah menguasai, mengangkat sedikit dan menopang jika umpama miring atau jatuh. Kalau sepeda motor suami saya Vario dengan berat sekitar 120 kg, sementara berat saya cuma 35 kg saja. Bayangkan hal ini membuat saya ketakutan dan tidak percaya diri.


Kekurangan Sepeda Listrik : 

1. Tempat servis terbatas dan masih sulit dicari. Ini adalah kekurangan pertama yang saya rasakan. Sebelumnya saya tidak pernah kepikiran nanti kalau ada yang eror, rusak dan kendala mau diperbaiki dimana? Wong tidak ada bengkel khusus sepeda listrik di daerah saya. Yakin mau diperbaiki di bengkel sepeda motor biasa?,Terus, agar awet sepeda kan harus di servis secara rutin, mau di servis dimanakah? Tidak ada tempat servisnya di daerah saya.

Tempat servis sepeda listrik baik yang resmi dari produsen maupun tidak resmi baru ada di kota-kota tertentu saja. Belum mengjangkau daerah-daerah sebab di daerah pun juga belum banyak penggunaan sepeda listriknya. Setelah berbincang dengan suami, kami hanya bisa merawat sendiri sedemikian rupa. Hanya bisa berharap sepedanya berumur panjang. Kalau seumpama rusak, ya tidak tahu harus dibawa kemana dan diperbaiki dimana.

2. Sudah untuk klaim garansi bagi yang tinggal di daerah. Nah selain galau mau di servis dan diperbaiki dimana, saya juga pasrah soal klaim garansi jika sekiranya ada kerusakan pada sparepartnya. Hal ini lantaran saya tinggal jauh di daerah di Sumatera serta jauh dari pusat kota. Tentu saja hanya bisa mengandalkan klaim online. Jika ada kerusakan bagaimana proses pengiriman ganti sparepartnya ya? Membingungkan dan tentu saja ribet, belum lagi resiko rusak di ekspedisi karena pengiriman jauh.

3. Susah beli sparepart. Ibu saya sempat bercerita kalau orang-orang di kampung yang memakai sepeda listrik katanya kesulitan membeli sparepart.  Seperti yang sudah saya singgung tadi, di daerah-daerah terutama kota kecil kabupaten, terkendala dalam sparepart. Tidak hanya tempat servis resmi yang belum ada, mau beli sparepart juga bingung dimana. Satu-satunya jalan yang ada ya beli online. Bayangkan jika yang rusak aki dan baterai, berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk ongkos kirim karena lumayan berat. Belum lagi khawatir rusak selama di jalan. 

4. Harus ekstra melindungi dari cuaca. Setiap akan bepergian, melihat dan meramal cuaca menjadi keharusan. Apalagi di musim yang tidak menentu. Bagus-bagusnya panas di pagi hari dan cerah tiba-tiba turun hujan. Sepeda listrik karakternya tidak bisa kena hujan. Produsen sudah mengeluarkan himbauan agar sepeda dijauhkan dari air, hujan dan panas langsung. Dengan demikian, pengguna harus benar-benar melindungi dari cuaca. Ada sepeda listrik yang katanya boleh kena hujan dan boleh disiram cuci pakai air layaknya sepeda motor biasa, namun saya sangat sangsi. Walaupun alat-alat kelistrikan pada sepeda sudah ditutup dengan baik, menurut akal sehat saya sebagai orang awam itu tetap beresiko. 

5. Langkah jadi kurang leluasa dan terhambat. Pernah suatu pagi saya sudah berdandan penuh semangat mau pergi ke pasar dan pas didepan pintu ternyata agak gerimis. Alhasil, saya jadi urung pergi. Sepeda motor biasa mungkin seseorang tetap bisa pergi memakai mantel jika ada keperluan mendesak. Namun, hal ini tidak berlaku bagi sepeda listrik. Pernah juga saya ketika saya sampai di lokasi parkir pasar ternyata cuaca sangat panas dan lahan parkirnya terbuka, tidak ada atap. 

Saya biasanya belanja membutuhkan waktu 1 jam lebih. Tidak mungkin diparkir begitu saja dibiarkan kena panas yang menyengat, terpaksa saya mencari lokasi parkir yang agak teduh walau cuma dibawah plang nama. Mungkin hal ini bisa disiasati dengan membeli pelindung atau cover sepeda listrik. Namun, ribet juga membawanya kemana-kemana o bagasi sepeda listrik yang agak kecil. Belum lagi nanti buat menaruh barang belanjaan. Saya yang belanja buat stok mingguan itu tidak muat dan kesulitan menaruhnya.

6. Tidak bisa bagi yang buru-buru karena santai. Kemaren suami saya penasaran gimana rasanya pakai sepeda listrik ke tempat kerja pada sore hari. Dilihatnya cuaca cerah dan akhirnya membawa sepedanya. Hm, ternyata butuh waktu lebih lama baginya untuk perjalanan pergi dan pulang. Pakai motor biasanya 30 menit dan pakai sepeda listrik memakan waktu 1 jam. Saya tanya apakah sudah menggunakan speed 3 atau yang paling kencang. Suami saya bilang sudah.

Dia menambahkan cukup satu kali itu saja bawa sepeda listrik ke tempat kerja karena menghabiskan lebih banyak waktu karena jalannya tetap terasa pelan baginya meski sudah pakai speed tertinggi. Suami saya bilang, sepeda listrik hanya cocok buat mereka yang ingin berkendara agak santai alias tidak terburu-buru. 

7. Pedal gowes kurang nyaman. Awalnya saya berpikir membeli sepeda biasa karena ingin gowes pagi-pagi di sekitar komplek. Namun, akhirnya kami membeli sepeda listrik dengan pertimbangan karena memiliki 2 fungsi yaitu bisa di gas dan bisa gowes. Namun, setelah dicoba gowes ternyata kurang nyaman. Saya perhatikan letak pedal agak ke belakang dan pendek. Jadi ya tidak nyaman seperti bersepeda biasa. Alasan tidak nyaman utama adalah karena sepeda seakan tidak begitu bergerak atau bergerak sangat pelan. Ini disebabkan karena putaran yang dihasilkan sepeda listrik kecil karen rodanya juga kecil. Jadi ya akhirnya kakinjadi capek dan pegal.

8. Cocok untuk jalan mulus dan datar. Saya tinggal di perumahan yang jalannya sudah lama rusak dan sudah bertahun-tahun lamanya tidak pernah diperbaiki. Jalannya tidak rata, banyak lubang dan bebatuan dan rasanya sangat tidak nyaman untuk dilalui sebuah sepeda listrik. Jalan seperti ini harus dilalui setiap hari sejauh 500 meter sebelum masuk jalan aspal yang mulus dan bagus. Kalau sudah sampai dijalan besar beraspal sih nyaman banget mengendarai sepedanya. 

Jika saya melewati jalan sisi lain, jauh lebih parah lagi dan juga lebih panjang kerusakannya. Jadi saya memilih pergi dan pulang di jalan yang sama padahal banyak sekali gang-gang yang bisa dijadikan jalan pintas untuk bisa sampai ke rumah. Ya masalahnya itu tadi jalannya rusak parah. Saya sampai terkaget-kaget, sepedanya jadi bunyi-bunyi karena benturan dengan bebatuan. Khawatir mempengaruhi posisi aki baterai ataupun kabel-kabelnya.  

Pastinya masih ada daerah lain yang lebih parah kerusakan jalan rayanya dibanding tempat saya tinggal. Di kampung halaman saya misalnya, jauh lebih parah lagi jalannya. Sayang sekali rasanya jalan yang rusak parah pasti akan mempengaruhi umur sepeda listrikmu karena pada dasarnya sepeda listrik itu cocoknya di jalan yang bagus.

9. Resiko over charger dan konslet. Belum lama ini ada berita tentang satu unit mobil yang membawa puluhan sepeda listrik dimana semua sepeda terbakar tiba-tiba dalam perjalanan. Dikabarkan penyebabnya karena terjadi konsleting listrik pada salah satu sepeda yang merembeb ke sepeda lainnya. Ketika saya membeli sepeda listrik secara online, itu juga ada ketentuan kalau baterai dan aki wajib dibuka alias tidak boleh dalam kondisi terpasang di sepeda. Hal ini untuk mencegah terjadinya konsleting selama proses pengiriman. Sebenarnya resiko konslet ini tidak hanya terjadi sepeda listrik saja, sepeda motor pun juga ada kasusnya terbakar karena konslet.

Namun, resiko meledak memang melekat pada sepeda listrik karena sistem cas. Resiko meledaknya kalau sekiranya baterai atau aki sudah terlalu panas akibat terlalu lama di cas ataupun karena terpapar panas dari benda lain. Baru beberapa hari lalu saya membaca berita kalau ada orang yang sedang cas sepeda listrik, ditinggal beberapa waktu ke kamar dan tidak lama kemudian terdengar suara ledakan. Insiden ini menyebabkan kebakaran hebat karena kebetulan dia cas sepeda di ruang tamu yang ada kasur tergeletak disitu sehingga api cepat menyambar dan membesar. Kalau di luar negeri juga ada beberapa berita sepeda listrik meledak yang viral yang menyebabkan orang meninggal.

10. Gangguan psikologis. Persoalan resiko sepeda listrik yang meledak dan terbakar karena konslet tidak bisa dipungkiri membuat sebagian orang parno. Apalagi emak-emak seperti saya yang kadang mengalami masalah cemas berlebihan. Secara umum, jika dipikir-pikir semua produk elektronik yang menggunakan baterai dan berhubungan dengan kelistrikan ya sama-sama berpotensi konslet dan meledak. Hape pun bisa meledak saat dicas, begitu juga dengan laptop. Alat-alat rumah tangga seperti ricecooker, setrika, blender juga ada potensi konslet. 

Selain itu, jika dibandingkan kasus konslet dan meledak hanya sepersekian persen alias persentasenya kecil. Dari sekian banyak yang memakai sepeda listrik, rata-rata aman. Suami saya mengatakan asalkan digunakan dan dirawat sesuai dengan yang disarankan produsen maka insaallah semuanya akan baik-baik saja.


***
Nah, demikianlah kelebihan dan kekurangan sepeda listrik yang saya rasakan secara pribadi. Ini adalah opini berdasarkan pengalaman saya sendiri ya. Mungkin pengguna lain memiliki pengalaman berbeda-beda. Misalnya, ada pengguna yang tidak parnoan dan berani membawa sepeda listrik hujan-hujanan dan mengguyur sepeda listrik dengan air sama saat mencuci sepeda motor biasa. Kalau saya pribadi sih tidak berani.

Contoh lain ada pengguna yang tinggal di Jawa dan di kotanya ada cabang resmi merek sepeda listrik yang dia pakai. Jadi kalau mau servis, tidak ada kendala dan gampang. Begitu juga kalau mau klaim garansi dan beli sparepart. Beda dengan pengguna di luar Jawa dan dikota kecil seperti saya yang tentunya sangat terkendala soal servis dan beli sparepart di outlet resminya. So, pasti ada yang berbeda ya guys pengalaman setiap orang soal kelebihan dan kekurangan sepeda listrik ini karena dipengaruhi kondisi mereka masing-masing. []