Saya mulai belanja online luar negeri tanpa kartu kredit pada tahun 2014. Pada waktu itu saya membeli produk non fisik seperti cover e-book di Fiverr. Ini adalah pertama kalinya saya membeli produk digital. Selain ebook, saya juga membeli domain di salah satu penyedia domain dan hosting populer yaitu Godaddy. Berasal dari keluarga biasa yang tidak begitu aktif dengan urusan perbankan, saya tidak punya akses layanan kartu kredit.
Selain itu, saya memang tidak yakin apply kartu kredit karena tidak sesuai dengan prinsip hidup saya. Khawatir lebih besar mudarat daripada manfaatnya bagi saya sendiri yang belum pandai betul mengatur keuangan. Meski demikian, ternyata belanja online luar negeri tanpa kartu kredit bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan bagi orang seperti saya. Saya percaya, dimana ada kendala disitu juga akan selalu ada cara lain selama kita masih berusaha mencarinya.
Benar saja, walau tidak punya credit card saya tetap bisa melakukan transaksi digital di situs-situs marketplace ataupun e-commerce international. Pengalaman belanja saya memang seringnya belanja produk digital, bukan barang fisik seperti sepatu, baju, aksesoris dan lainnya. Namun, pada prinsipnya metode pembayaran yang digunakan sama, tidak dipengaruhi oleh jenis produk apakah fisik atau non fisik. Selama transaksi dalam 7 tahun terakhir, ada 4 metode pembayaran yang saya gunakan sebagai pengganti kartu kredit. Ini caranya :
1. Menggunakan Kartu Debit Online
Kebetulan kartu debit online yang saya pakai waktu itu yaitu VCN BNI. VCN merupakan kepanjangan dari Virtual Card Number yaitu semacam kartu virtual yang bisa dipakai untuk belanja online baik di dalam maupun di luar negeri. Saya merasa sangat terbantu sekali dengan layanan ini. Berkat VCN BNI saya bisa belanja online berkali-kali dengan aman. Sumber pembayaran ditarik langsung dari uang yang ada direkening BNI saya sendiri.
Sayangnya, sudah 2 tahun ini VCN BNI ini model lama ini sudah diupdate. Informasi terakhir, fitur tersebut sudah tidak bisa digunakan seperti biasa dan banyak konsumen yang mengeluhkannya. Sebagai nasabah BNI sejak tahun 2005, saya benar-benar merasa kehilangan ketika fitur ini dirubah oleh BNI. Jika dulu bia digunakan lebih leluasa, sekarang lebih terbatas hanya bisa dipakai pada merchant yang memiliki logo MasterCard SecureCode (3D Secure). Memang sih alasan BNI untuk meningkatkan keamanan transaksi digital namun setahu saya, ditempat saya belanja belum memakai pembayaran tersebut. Hanya bertuliskan Master Card saja.
Meski demikian, masih ada kartu debit online lainnya yang bisa dijadikan alternatif. Berdasarkan penelusuran saat ini sudah terdapat beberapa bank yang menyediakan layanan kartu debit online ini seperti kartu Debit BCA Mastercard yang bisa digunakan untuk segala transaksi online. Debit BCA ini baru diluncurkan pada pertengahan 2020 kemaren. Selain itu, Bank Niaga juga memiliki fitur VCN Niaga, Mandiri Debit Online, BRI Debit Online, Jenius BTPN Debit dan lainnya.
2. Menggunakan Kartu Mastercard Payoneer
Saya awalnya membuat akun Payoneer bukan dengan tujuan untuk memudahkan belanja online melainkan untuk menampung dolar hasil bisnis saya di luar negeri. Ya, sebagai global payment, Payoneer ini fungsinya bisa untuk menerima pembayaran bagi para pekerja freelance maupun untuk membayar transaksi online shopper. Sebagaimana diketahui, Payoneer akan memberikan fasilitas kartu debit Master Card bagi setiap penggunanya. Berhubung rekening tersebut sudah berisi beberapa dolar, maka saya mencoba menggunakan kartu tersebut untuk membayar belanjaan saya di merchant international. Alhamdulillah bisa dan prosenya juga sangat mudah.
Hanya saja saat ini Payoneer card saya sudah expired dan kartu baru tidak kunjung berhasil saya terima. Tidak tahu apa masalahnya. Kalau dibilang salah alamat, saya yakin sudah memasukkan alamat yang benar. Kartu pertama saya saja dulu berhasil sampai di rumah, waktu itu ditaruh petugas pos di bawah pintu. Kalau kartu yang kedua dan ketiga tidak tahu nyangkut dimana. Tidak kunjung sampai walau dah berbulan-bulan. Karena akhir-akhir ini penghasilan dolar saya juga tidak seberapa, saya memutuskan menghentikan bisnis tersebut. Terkait Payoneer, saya berpikir ya sudahlah mau gimana lagi. Sementara ini, saya tidak memperpanjang kartu. Mungkin nanti kalau ada kesempatan buat akun baru lagi.
3. Memakai Akun Paypal
Metode pembayaran ini mungkin lebih familiar bagi banyak orang. Paypal merupakan layanan dan cara pembayaran online global yang memiliki pengguna terbanyak di seluruh dunia. Berbeda dengan Payoneer yang saya tujukan untuk tempat menerima hasil pembayaran bisnis online, Paypal saya buat memang tujuannya untuk memudahkan transaksi belanja online. Bahkan sejak saya mendaftar Paypal pada tahun 2013 lalu, histori transaksi saya hanya belanja saja. Belum pernah ada kiriman dolar masuk kecuali kalau rekening saya tidak ada isinya dan saya membeli saldo Paypal dari penjual balance online 😄
Padahal sebenarnya, Paypal juga berfungsi untuk menerima pembayaran hasil kerja online. Banyak freelancer dari Indonesia yang memakai jasa Paypal untuk menampung pundi-pundi dolar dari luar negeri. Oya, transaksi belanja online luar negeri saya tanpa kartu kredit menggunakan Paypal pada awal tahun 2014 ketika saya memesan ebook di Fiverr. Kadang saya juga menggunakan untuk membeli template blog.
4. Memakai Jasa Pembayaran Online
Saya menggunakan cara terakhir ini baru satu kali yaitu pada bulan Januari 2020 lalu. Pada itu saya bingung sekali mau gimana. VCN BNI tak kunjung berhasil dipakai, kartu master card Payoneer sudah habis masa berlakunya dan sudah berulangkali minta dikirim ulang tidak sampai-sampai ke tangan. Payoneer dan Paypal saya saling berhubungan dimana verifikasi Paypal menggunakan nomor kartu Payoneer. Tak heran kemudian Paypal juga mengirimkan notifikasi kalau saya harus memperbarui informasi kartu yang didaftarkan. Jadi, saya pikir Paypal saya tersebut tidak bisa digunakan selama belum diperbarui.
Suami saya juga sempat bertanya pada seorang kenalan yang pernah tinggal di luar negeri, mana tahu masih ada saldo dolar sehingga bisa change. Minta tolong dia membayarkan belanja saya dan kami transfer rupiah ke rekeningnya. Ternyata tidak ada. Akhirnya, saya mentok pada jasa pembayaran online. Saya mencari dan meneliti dari pencarian di internet. Pilihan saya jatuh pada sebuah perusahaan di Jawa Tengah karena mereka sudah berbadan hukum dan saya berpikir kalau mereka pasti profesional.
Begitu saya membuat pesanan, ternyata prosesnya itu saya terlebih dahulu memasukkan produk yang ingin saya beli di dalam keranjang belanja. Nanti mereka minta username dan sandi ke akun tersebut untuk membayarkan produk yang ada di list keranjang belanja. Berhubung yang pertama, saya ragu dan was-was memberikan data akun saya. Tapi mau gimana lagi, sudah tidak ada pilihan. Transaksinya sudah mendesak harus dilakukan dan tidak bisa ditunda lagi. Alhamdulillah setelah 1 tahun berlalu data saya aman dan tidak masalah. Kalau seandainya ragu, teman teman bisa mengganti pasword setelah itu buat jaga jaga saja.
****
Belanja online luar negeri tanpa kartu kredit ini masih berlangsung hingga sekarang. Transaksi terakhir saya pada bulan Januari 2021 kemaren yaitu membeli domain di Godaddy menggunakan Paypal. Dari ke empat cara diatas, sebenarnya saya lebih suka memakai kartu debit. Terkesan lebih mudah karena terintegrasi dengan rekening yang biasa dipakai di tanah air dan jauh hemat biayanya. Saat ini saya mulai memikirkan untuk membuka rekening bank baru yang memiliki layanan kartu debit untuk belanja online selain BNI. Mungkin mencoba Jenius.
Bagi teman-teman yang berencana belanja online di luar negeri tetapi tidak punya credit card, saya sarankan memilih salah satu metode yang pernah saya gunakan diatas. Untuk informasi lengkap silahkan cek masing-masing penyedia untuk syarat dan ketentuan layanannya. Terakhir, yuk tetap melindungi data dan akun agar transaksi digital aman bebas penipuan. Mari belanja di merchant yang terpercaya.