Pinjaman online bagaikan pisau bermata dua, satu sisi memberikan solusi dan disisi lain bisa membuat depresi bagi mereka yang kurang teliti dan tidak hati-hati.
Beberapa waktu terakhir bermunculan sebuah sistem pembayaran baru untuk belanja online yaitu PayLater. Dengan sistem buy now pay later konsumen tidak perlu lagi menunda melakukan transaksi. Walau tidak punya uang atau belum ada budget pada saat itu, maka cara pembayaran baru ini dapat membantu. Pengguna boleh membeli sekarang dan membayar kemudian.
Dalam bahasa sederhana, membeli secara kredit atau cicilan. Bawa barang duluan, bayarnya nanti secara angsuran. Ya, ini adalah hutang dalam model berbeda. Cara ini mirip dengan belanja dengan kartu kredit secara cicil. Namun, PayLater sekarang ada yang secara khusus ditawarkan pada konsumen yang tidak punya credit card.
Memang beli sekarang bayar nanti makin populer dan naik daun saat ini. Mulai dari Gojek, OVO, Tokopeda, Shopee hingga Traveloka juga turut menyediakan layanan aplikasi Paylater. Beberapa orang mengatakan metode ini sangat mantap karena memberikan solusi dikala terjepit.
Namun, sisi lain yang harus di garis bawahi dan layak mendapat perhatian penuh. Berhubung pinjaman ini dalam bentuk belanja sekarang dan bayarnya bisa nanti kemudian, seolah-olah menimbulkan kesan membeli itu gampang. Walau tidak punya uang sekarang, tetap bisa transaksi karena ada tawaran kredit.
Apalagi tersedia limit saldo di akun yang setiap waktu bisa digunakan tanpa kesulitan dan pengguna dibolehkan melakukan check out sebanyak mungkin sesuai dengan limit yang dimiliki. Jika limit habis, nanti akan ditambah lagi. Semakin rajin menghutang dan belanja, nominal tawaran kredit akan semakin meningkat sehingga makin menggiurkan.
Begitu melihat pinjaman, merasa aji mumpung. Selalu terdorong berpikir mencari-cari sebaiknya digunakan untuk membeli apa. Mindset ini pada akhirnya secara tidak langsung dapat menjerumuskan kamu yang kalap belanja. Bisa bertambah gila dan diperbudak nafsu, menjadi shopping addiction atau compulsive bulying.
Jika tidak pandai menahan nafsu belanja bisa terjerumus shopaholic yaitu ketidakmampuan mengontrol rasa ingin terus belanja walau barang yang mau dibeli tidak diperlukan. Sebuah gangguan kesehatan mental. Atau ketagihan berhutang terus menerus yang terjebak dalam kebiasaan gali lobang tutup lobang.
8 Tips dan Trik Penting Agar Tawaran Beli Sekarang Bayar Nanti Tidak Bikin Kalap dan Merugikan Kamu
Jangan sampai layanan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dan memberi keberuntungan malah mempersulit hidup. Terutama di saat pandemi ini dimana kondisi keuangan sebagian besar orang tidak stabil. Memutuskan menerima tawaran pinjaman secara online harus dengan bijaksana. Nah, sebaiknya kamu :
1. Ketahui dulu gambaran pemasukan dan keuangan kamu
Pinjaman online berarti hutang dan yang namanya hutang pasti menjadi beban keuangan. Walaupun layanan ini tidak berupa hutang dalam bentuk uang cash tetapi berupa cicilan belanja secara kredit, tetap saja namanya hutang. Membeli online secara cicilan mau tidak mau membuat alokasi baru dari penghasilan bulanan kamu.
Kamu memang boleh beli sekarang tanpa uang muka tapi toh pada akhirnya kamu tetap harus bayar bukan? Lega dan bahagianya cuma sementara, setelah berhasil membeli siap-siap notifikasi tagihan akan segera datang.
Jika gaji tergolong rendah dan tidak mencukupi, kredit ini tentu akan sulit untuk dibayarkan. Penghasilan menengah dan sedang mungkin bisa mengambil fasilitas cicilan dengan konsekuensi mengurangi anggaran tabungan. Maksudnya, jangan meminjam tanpa melihat dulu situasi keuangan diri sendiri. Ini agar tidak terjebak pada hutang yang salah.
2. Mengukur batas maksimal kesanggupan kamu membayar
3. Pastikan kamu berkomitmen penuh membayar tepat waktu
Sebagian besar orang begitu rajin dan mudah membuat hutang tetapi begitu susah minta ampun soal melunasi tagihan. Tahukah kamu, meskipun proses pinjaman tanpa ribet bukan berarti saat menunggak pembayaran juga akan dipermudah. Bahkan, saat kondisi perekonomian tidak stabil akibat pandemi saat ini perjanjian hutang tidak bisa ditangguhkan. Bagaimanapun keadaannya wajib membayar.
Jika tidak ada akibat hukum perdata bernama wan prestasi, juga kerugian besar seperti denda menggunung atau pun dampak psikologis karena merasa dikejar-kejar debt collector. Jadi, lebih baik mengukur diri. Tanggal berapa ada pemasukan dan tanggal berapa bisa membayar. Sesuaikan atau cocokkan, buatlah semacam tabel dan tempelkan di dinding agar terus termotivasi segera melunasi.
4. Membedakan antara kebutuhan dan keinginan
Memang cara terbaik membeli sebuah produk yang dibutuhkan adalah ketika sudah ada dana untuk itu. Jika belum ada, harus sabar dan menunggu sampai ada anggaran. Namun, jika sangat mendesak dan tidak bisa menunggu, pinjaman instan ini bisa menjadi solusi. Solusi mendapatkan barang yang dibutuhkan segera.
Ada perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Rasa ingin manusia lebih erat dengan nafsu akan sesuatu yang tidak ada batasnya. Tidak akan pernah merasa puas. Sudah punya 1, ingin 2 dan 3. Sudah punya produk A, ingin punya produk B, C dan D. Selalu saja ada keinginan, tidak pernah berhenti. Tiada berakhir. Kalau pinjaman ini digunakan untuk menurutkan keinginan, maka tidak hanya keuangan akan berantakan tapi hidup juga akan celaka.
Faktanya, tidak semua produk yang diinginkan adalah yang dibutuhkan. Menggunakan pinjaman online terus menerus membeli barang-barang yang sekedar diinginkan saja dalam jangka panjang seperti menggunakan pisau untuk menyakiti diri sendiri.
Bertanya pada diri sendiri adalah cara bijak membentengi diri agar tidak terjebak pada hutang yang berakhir buruk. Gunakanlah saat butuh, bukan saat ingin. Misalnya, harus pulang kampung tapi belum menerima gaji, kamu bisa membeli tiket pesawat dengan cara Paylater Traveloka. Atau, harus pergi ke sebuah tempat yang bersifat penting tapi uang transportasi terbatas, kamu bisa menggunakan Gojek Paylater.
5. Menetapkan skala prioritas
Jika kamu yakin mengajukan pembelian secara cicilan dengan PayLater, sebaiknya pastikan sekali lagi bahwa produk yang akan kamu beli merupakan kebutuhan yang bersifat mendesak, alias tidak dapat tidak. Perlu diketahui banyak orang yang jatuh dalam jurang hutang gara-gara lupa tentang prioritas.
Mengukur tingkat prioritas sebuah produk itu penting. Apakah item yang akan dibeli secara kredit merupakan kebutuhan yang harus segera ada, butuh tapi tidak mendesak atau sangat tidak mendesak alias perlunya masih lama sekali.
Untuk kebutuhan yang masih lama perlu diadakan, akan lebih baik memikirkannya pada waktu mendekati hari H. Berhubung karena butuhnya masih lama lagi, bisa saja kamu mendapatkan rezeki di masa depan untuk membeli secara cash tanpa hutang.
6. Lebih baik untuk membeli produl produktif dibanding konsumtif
Trik berikutnya agar sebuah tawaran pinjaman online tidak merugikan kamu adalah dengan membelikannya pada barang-barang yang produktif. Produk yang dapat menyokong bisnis atau ikhtiar kamu dalam mendapatkan penghasilan. Penggunaan ini jauh lebih tepat dan bermanfaat daripada dibelikan pada produk konsumsi sehari-hari.
Produk konsumsi biasanya akan langsung habis dan tidak berbekas. Barang habis tapi tagihan hutang muncul. Kecuali membeli bahan konsumsi untuk dijual kembali, maka fungsi pinjaman disini baru berarti. Hanya saja perlu digarisbawahi bahwa sebaiknya pastikan benar peluang bisnis sebelum mengajukan modal hutang. Jika usaha gagal, hidup akan semakin dilema karena hutang modal yang perlu dibayar.
7. Fokus pada fungsinya, bukan pada merek
Tidaklah bijak mengajukan hutang cicilan untuk membeli barang-barang bermerk mahal hanya dengan tujuan agar terlihat elegan, stylist dan gaul. Mendapatkan produk branded dengan cara kredit, rasanya ini lebih kepada pemuasan nafsu belaka. Berhutang karena tidak mampu membeli secara tunai saja sudah menjadi pertanda bahwa seseorang sebenarnya tidak mampu.
Jangan terlalu memaksakan diri. Kata orang bergayalah sesuai dengan isi dompet. Jika kamu memiliki keuangan yang pas-pasan, sebaiknya fokuslah pada fungsi produk yang kamu butuhkan. Hal yang penting adalah fungsinya mampu menunjang pekerjaan dan keseharian bukan semata-mata karena branded.
Jika kamu fokus pada produk merek papan atas dengan memanfaatkan pinjaman online, ini mungkin sangat keliru dan suatu saat mungkin kamu menyesal. Apalagi hanya karena alasan ikut-ikutan teman atau para ibu-ibu. Kondisi keuangan setiap orang berbeda dan kita tidak harus terus menerus menekan diri agar terlihat sama dengan orang lain. Bisa membahayakan hidup.
8. Pilihlah masa cicilan pendek
Kata orang berhutang kadang membuat seseorang terganggu karena beban tagihan. Makanya ada prinsip bahwa sebaik-baik hidup adalah hidup tanpa hutang. Jika kamu merasa berhutang berpengaruh pada kondisi psikologis, sebaiknya jika terpaksa berhutang pilihlah tempo paling pendek. Misalnya, 1 bulan saja. Semakin cepat lunas, makin cepat kamu mendapatkan rasa lega di dada.
Sebaliknya, semakin lama tempo pembayaran, maka rasa tidak nyaman semakin lama hinggap di diri. Memang membuat tenggat waktu cicilan lebih lama terkesan lebih ringan tetapi resikonya kamu makin lama berhadapan dan berhubungan dengan pinjaman. Pada sebagian orang yang merasa hidup indah tanpa ada tagihan, putus hubungan segera mungkin dari hutang adalah keputusan tepat.
***
Terakhir, jika kamu berencana untuk mengaktifkan layanan Beli Sekarang Bayar Nanti ini tapi masih ragu takut dengan kejadian buruk pinjaman online yang bertebaran di internet akhir-akhir ini, tips dan trik di atas dapat menjadi bahan pertimbangan kamu.
Dampak negatif Buy Now PayLater memang selalu membayangi mereka yang tidak punya manajemen keuangan. Sebaliknya, mereka yang pintar mengelola hutang biasanya membeli produk penuh dengan kesadaran. Jika memakai fasilitas cicilan atau kredit sadar betul dengan konsekuensinya sehingga mereka bisa merasakan manfaatnya.
So, ini sebenarnya tergantung kepada masing-masing pribadi. Pihak penyedia hanya menawarkan layanan, penggunalah yang harus bijak memanfaatkannya. Bagaimana menggunakan dengan akal sehat. Bertransaksi dengan penuh berkesadaran bukan terbawa arus serta keinginan.[]