Sesuai tujuan awal saya menulis blog ini yaitu sebagai diary yang berisi suka duka saya sejak 4 tahun lalu terjun ke dalam dunia online shopping lebih dari 100 transaksi. Tidak hanya itu, insaallah sampai sekarang saya masih belanja online dan begitu terus ke depannya. Di situs luar negeri saya pernah belanja di Godaddy, Fiver dan sebagainya dengan menggunakan dolar melalui alat pembayaran bernama Payoneer, VCN BNI dan Paypal. Khusus di dalam negeri saya pernah belanja secara online di Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Klik Host, Air Asia, Lion Air, Tiger Airways, Traveloka, Nusa Trip dan Agoda.
Saya hanya sedikit tergelitik karena berita yang simpang siur mengenai keamanan belanja di berbagai online shop. Diantara marketplace yang sering dipertanyakan keamanannya di dalam negeri adalah Tokopedia, Shopee dan Bukalapak. Tak sedikit juga yang mencari tahu apakah toko online seperti Muslimarket dan Lazada itu aman atau penipu. Kalau dibaca diberbagai situs online, ada beberapa konsumen yang menyampaikan pengaduan disertai amarah, mencaci maki bahkan mengutuk toko online tertentu. Ada yang seperti ingin menjatuhkan dan ada pula yang bersikap mati- matian membela. Akan tetapi beberapa blogger ada juga yang mengatakan bahwa sejauh ini mereka aman belanja di marketplace tersebut.
Oleh karena itu, pada postingan kali ini saya turut mengupas dan mencoba menjawab pertanyaan apakah toko online tersebut memang penipu atau benar-benar aman. Tidak hanya terbatas pada salah satu toko, artikel ini juga meliputi semua toko dan situs online di Indonesia yang pernah saya kunjungi untuk berbelanja yang hingga saat ini lebih kurang berjumlah 11 toko atau situs online.
Saya berusaha mengambil benang merah, kesimpulan dan menuliskan pengalaman saya secara objektif dengan menggunakan kacamata atau sudut pandang saya sebagai pembeli yang sudah belanja di toko-toko online tersebut berkali- kali. Jadi, saya bukan pegawai Tokopedia, Shopee, Lazada, Traveloka dan lainnya. Apalagi dibayar oleh toko-toko dan situs-situs online tersebut untuk menuliskan hal ini. Artikel ini berdasarkan pengalaman dan keinginan untuk berbagi semata.
Biasanya mereka yang mencari tahu mengenai apakah toko online aman atau terpercaya dan apakah situs online itu penipuan adalah seorang pemula atau mereka yang masih ragu karena melihat pro kontra belanja online di jagat maya. Sebagaimana halnya, ketika saya pertama belanja online dulu. Saya pun bingung, ragu, khawatir dan diselimuti rasa takut. Mari terlebih dahulu bertanya pada diri sendiri faktor apakah yang membuat kamu setengah hati berbelanja secara daring ini.
Apakah Belanja di Toko/Situs Online 100 % Aman atau Penuh Penipuan?
Apakah Tokopedia aman?
Apakah Shopee aman dan terpercaya?
Apakah Bukalapak aman dan terpercaya?
Apakah Muslimarket penipu?
Apakah Lazada penipu?
Berdasarkan pengalaman saya di 11 toko/website online dalam negeri yaitu Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Klik Host, Air Asia, Lion Air, Tiger Airways, Traveloka, Nusa Trip dan Agoda. Juga belanja di toko online luar negeri sekitar 2 toko yang jika ditotal mencapai lebih dari 100 transaksi sejak tahun 2014. Saya mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya sebuah toko online yang resmi dan legal sudah aman dijadikan tempat belanja online. Namun, penipuan bisa saja terjadi apabila pemilik toko online, penjual dan konsumen lengah atau lalai. Jika ditelusuri lebih dalam, terjadinya penipuan di toko online menurut hemat saya disebabkan oleh 4 faktor yaitu :
1. Faktor perusahaan atau dari pihak penyedia toko online
Tidak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini apalagi sebuah toko online yang dibuat oleh manusia, jika ditelusuri pasti ada saja celah kekurangannya.Perusahaan biasanya berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) selaku inisiasi dan pengelola toko online seperti Tokopedia, Shopee atau pun Bukalapak. Perusahaan membangun aplikasi masketplace yang terintegrasi dengan fasilitas yang memadai. Tak heran, untuk membangun toko online dalam bentuk marketplace modal yang dibutuhkan sangat besar. Selain biaya untuk mengembangkan fitur, juga gaji untuk sumber daya manusia terbaik di bidangnya.
Toko online sendiri biasanya dipantau hampir 24 jam oleh perusahaan dan sistem keamanan selalu di revisi. Beberapa aturan dalam berjual beli diperketat dan diawasi. Begitu juga, gerak gerik yang mencurigakan akan tertangkap dan terbaca oleh sistem sehingga menimbulkan alarm warning. Meski demikian, peluang terjadinya penipuan pasti akan selalu ada meskipun persentasenya sangat kecil baik karena kelalaian yang disengaja maupun tidak disengaja. Diantara sikap perusahaan penyedia toko online yang dinilai berpotensi menyebabkan kemunculan pihak yang merasa tertipu yaitu wanprestasi, aplikasi keamanan e-commerce yang lemah dan lainnya.
2. Serangan dari black hat hacker
Salah satu faktor eksternal yang menjadi momok di dunia belanja online adalah kemunculan black hat hacker atau peretas topi hitam. Para hacker yang masuk dalam barisan ini merupakan mereka yang gemar meretas secara tidak sah atau berurusan dengan urusan kriminal karena merugikan orang lain. Sebagian dari mereka bahkan sengaja meretas untuk mengeruk keuntungan pribadi seperti mencuri data dan informasi penting, kata sandi dan lainnya.
Namun, tidak semua toko online berhasil di bobol oleh black hat hacker tersebut. Dalam upaya berjaga-jaga dan memperkokoh keamanan, toko online mulai merekrut white hat hacker untuk menutupi atau menambal bug/celah dari serangan black hat hacker tersebut. Walaupun begitu, kita tidak bisa mengklaim dan menafikan bahwa sebuah toko online bebas dari serangan black hat hacker yang pintar dan nakal.
3. Faktor dari penjual
Meskipun perusahaan sudah memberikan persyaratan ketat terkait siapa yang diizinkan untuk berjualan, terkadang ada saja penjual yang nakal dan tidak kehabisan akal mengakali perusahaan. Tak tertutup kemungkinan ada juga orang yang sengaja membuka cabang toko di marketplace dengan niat memang mengelabui pembeli dan mengeruk keuntungan yang tidak halal. Penjual yang seperti inilah yang kemudian menimbulkan kasus penipuan di toko online. Penjual yang suka menipu ini disebut dengan oknum. Hanya beberapa oknum, bukan semua penjual yang hendak menipu konsumen. Itulah sebabnya penting bagi calon pembeli mengenali penjual yang terpercaya.
4.Faktor dari pembeli
Penipuan saat belanja online dapat saja terjadi kepada siapa saja dan kapan saja terlebih kalau pembeli tidak pandai mawas diri. Pada saat ini, terjadinya penipuan bukan semata kesalahan dari penyedia layanan toko online atau dari penjual. Akan tetapi, pembeli pun dapat menjadi penyebab mengapa dia mengalami penipuan. Umumnya pihak toko online sudah menggaet perbankan besar untuk menjamin keamanan transaksi seperti adanya verifikasi Master Card Secure Code, VeriSign, Credit Card Fraud Detection System maupun Verified by VISA. Namun, jika pembeli lalai maka penipuan bisa saja terjadi.
Misalnya, ada seorang pembeli yang menuliskan kisahnya di sebuah blog bahwa dia menjadi korban penipuan saat membeli handphone di toko A. Setelah ditelusuri ternyata, dia menjadi korban disebabkan oleh tindakannya yang melakukan klik email tidak sah yang memintanya kembali memasukkan pasword di toko online. Alhasil, penipu mengetahui pasword akunnya dan mencoba untuk menjalankan dan mengalihkan order sesuai dengan kepentingan si penipu.
13 Cara Melindungi Diri dari Penipuan Agar Belanja Online Aman dan Terpercaya
Nah, sebagai konsumen milenial yang notabene dianggap berpendidikan, sudah seharusnya kita bersikap bijaksana. Jangan hanya menggantungkan keamanan dan kenyamanan belanja online pada pemilik toko tetapi juga mampu berkaca pada diri sendiri. Apakah kamu sudah turut mendukung budaya belanja online aman bebas penipuan, minimal untuk diri kamu sendiri? Jangankan belanja online, kalau kamu belanja di pasar traditional pun kalau tidak hati-hati bisa kena kejahatan. Misalnya, belanja ke Bringharjo. Kamu juga bisa kena barang palsu juga lho kalau gak pintar mengenali barang. Nah, agar toko online itu benar-benar aman dan bebas penipuan, mari sama-sama berusaha menciptakan budaya belanja online yang aman. Jangan asal belanja saja tapi menjadi pembeli yang cerdas dan kreatif.
Baik Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Zalora, Blibli, Blanja, Mataharimall dan lainnya mereka sudah berusaha maksimal agar setiap orang bisa belanja dengan aman dan nyaman. Meski demikian, sebagai konsumen kita juga harus membarenginya dengan cara melindungi diri sehingga hal yang tidak diinginkan dapat sama-sama dicegah. Baik perusahaan pemilik toko, penjual maupun pembeli harus sama-sama melakukan pencegahan dan memerangi penipuan online. Agar tidak tertipu saat belanja online, sebaiknya mari kita mengingat beberapa informasi penting di bawah ini :
1. Ingat bahwa di marketplace seperti Tokopedia, Shopee dan Bukalapak adalah "pasar atau mall ", artinya bukan terdiri dari 1 toko melainkan ratusan dan jutaan toko berkumpul disana. Kitalah yang memilih akan belanja di toko mana diantara jutaan toko yang berjualan di mall tersebut.
Tokopedia, Shopee dan Bukalapak tidaklah berisi 1 toko melainkan ribuan bahkan jutaan toko, tentu saja sulit untuk mengukur dan memastikan bahwa semua pemilik toko beritikad baik dan terbukti bertanggungjawab. Hampir semua rakyat atau masyarakat bisa berjualan. Tua, muda, perempuan, laki-laki, punya stok atau tidak punya stok, official toko brand kelas atas atau pemula yang belajar berjualan bahkan anak yang masih di bangku sekolah bisa jualan di marketplace. Ada toko dengan produk kualitas bagus, branded, standar dan bawah standar. Begitu juga dengan harga barang kaki lima atau sekelas butik. Pembeli tinggal menentukan pilihan saja lagi.
Sebagai marketplace, Tokopedia, Shopee dan Bukalapak cenderung berfungsi sebagai penyedia fasilitas lapak gratis dan pihak ketiga yang menjembatani jika terjadi masalah antara pembeli dan penjual. Tujuan kedua perusahaan tersebut adalah membantu masyakarat UMKM dan rakyat agar sejahtera. Mereka juga berusaha memperbaiki kualitas penjual misalnya pelapak yang tidak aktif tokonya dalam waktu lama akan dibaned. Meskipun ada fasilitas yang menjamin keamanan seperti Rekening Bersama, kadang bisa saja celah penipuan dilakukan oleh mereka yang lebih lihai dalam cyber crime.
Walaupun belanja di marketplace, perusahaan yang berbadan hukum dan terkenal, sebenarnya inti transaksi adalah antara kita dengan salah satu toko disana yang menjual produk yang ingin dibeli. Oleh karena itu, perhatikan benar dengan siapa kita melakukan transaksi. Dalam dunia online, siapa yang bisa memastikan niat di dalam hati masing-masing penjual karena saat belanja online kita tidak memegang produk, tidak datang ke toko nyata serta tidak melihat wajah penjual secara langsung. Murni adalah sistem kepercayaan dan keyakinan.
2. Melakukan penelitian mana saja diantara jutaan toko yang ada yang merupakan toko terpercaya, terbukti bukan toko palsu dan profesional. Menjauhkan diri dari pelapak nakal
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa sebagai marketplace atau pasar, ribuan bahkan jutaan orang berjualan di Tokopedia dan Bukalapak. Lakukan filter dan temukan beberapa toko terbaik diantara yang baik. Agar lebih mudah membedakannya dengan toko lain, kemudian memfavoritkannya sehingga kapan belanja tinggal lihat di list toko favorit. Dulu awalnya saya kurang paham bahwa Tokopedia itu tidak jauh berbeda dengan pasar. Ada banyak toko atau lapak disana. Saat berpikir Tokopedia dan Bukalapak terdiri dari 1 toko, dulu saya belanja di toko sembarangan saja di Tokopedia, tidak pilih-pilih. Sekarang setelah mengetahuinya, saya melakukan seleksi toko dulu baru melakukan order.
Ketika saya mengetik produk yang akan dibeli, saya melihat toko yang muncul satu-satu di hasil pencarian. Kemudian saya pilih toko yang sudah berhasil menjual ratusan hingga item produk, toko yang difavoritkan oleh banyak pengunjung dan akun toko sudah berumur tua serta masih aktif bertransaksi. Tahun mulai berjualan, total produk yang telah terjual, review atau testimoni pembeli dapat menjadi indikator terpercaya atau tidaknya sebuah toko di Tokopedia. Saya juga sering melihat diskusi produk serta bagaimana tanggapan penjual. Pokoknya memfilter toko perlu dilakukan agar tidak terjebak pada toko online abal-abal.
Walaupun belanja di marketplace, perusahaan yang berbadan hukum dan terkenal, sebenarnya inti transaksi adalah antara kita dengan salah satu toko disana yang menjual produk yang ingin dibeli. Oleh karena itu, perhatikan benar dengan siapa kita melakukan transaksi. Dalam dunia online, siapa yang bisa memastikan niat di dalam hati masing-masing penjual karena saat belanja online kita tidak memegang produk, tidak datang ke toko nyata serta tidak melihat wajah penjual secara langsung. Murni adalah sistem kepercayaan dan keyakinan.
2. Melakukan penelitian mana saja diantara jutaan toko yang ada yang merupakan toko terpercaya, terbukti bukan toko palsu dan profesional. Menjauhkan diri dari pelapak nakal
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa sebagai marketplace atau pasar, ribuan bahkan jutaan orang berjualan di Tokopedia dan Bukalapak. Lakukan filter dan temukan beberapa toko terbaik diantara yang baik. Agar lebih mudah membedakannya dengan toko lain, kemudian memfavoritkannya sehingga kapan belanja tinggal lihat di list toko favorit. Dulu awalnya saya kurang paham bahwa Tokopedia itu tidak jauh berbeda dengan pasar. Ada banyak toko atau lapak disana. Saat berpikir Tokopedia dan Bukalapak terdiri dari 1 toko, dulu saya belanja di toko sembarangan saja di Tokopedia, tidak pilih-pilih. Sekarang setelah mengetahuinya, saya melakukan seleksi toko dulu baru melakukan order.
Ketika saya mengetik produk yang akan dibeli, saya melihat toko yang muncul satu-satu di hasil pencarian. Kemudian saya pilih toko yang sudah berhasil menjual ratusan hingga item produk, toko yang difavoritkan oleh banyak pengunjung dan akun toko sudah berumur tua serta masih aktif bertransaksi. Tahun mulai berjualan, total produk yang telah terjual, review atau testimoni pembeli dapat menjadi indikator terpercaya atau tidaknya sebuah toko di Tokopedia. Saya juga sering melihat diskusi produk serta bagaimana tanggapan penjual. Pokoknya memfilter toko perlu dilakukan agar tidak terjebak pada toko online abal-abal.
3. Menjaga ketat akun, kata sandi atau password serta mengenali phising
Sistem toko online besar yang dilengkapi dengan keamanan tidak akan berguna jika pembeli tidak berhati-hati. Keamanan belanja sejatinya tergantung kedua pihak, toko online dan pembeli. Secanggih apapun sistem keamanan tapi kalau pembeli lalai tetap saja akan ada peluang penipuan oleh oknum tidak bertanggungjawab
Selain menjatuhkan pilihan belanja di toko yang tepat, agar aman belanja online jangan lupa konsumen juga harus mampu menjaga kerahasiaan akun beserta pasword. Ecommerce telah dilengkapi sistem keamanan berlapis dan deteksi penyalahgunaan akun. Meski demikian, kalau informasi akun tidak disimpan dengan baik bisa saja dilihat dan digunakan orang. Saya membaca ada seorang yang merasa tertipu belanja online di Tokopedia karena uangnya hilang dan barang juga tidak didapatkan. Usut punya usut ternyata dia menjadi korban cyber crime atau kejahatan dunia maya khususnya phising dimana sandi atau paswordnya dibajak atau dicuri. Pembeli dipancing oleh pencuri untuk melakukan login dengan email dan sandinya ke sebuah link yang mirip dengan toko online asli kemudian email dan sandi tersebut dibajak oleh mereka.
Tindakan phising adalah pencurian informasi penting milik pembeli kemudian diambil alih oleh pelaku. Terkadang mereka juga mengirim link atau url bertujuan phising ke email seperti memberikan informasi penawaran dan lainnya. Caranya hindari melakukan klik terhadap email atau situs yang tidak diketahui, selalu log out setelah belanja online serta menggunakan perangkat antivirus agar terhindar dari malware. Selain itu, jangan menaruh email dan sandi di sembarang tempat seperti di smartphone karena apabila smartphone hilang kemungkinan sandi tersebut akan disalahgunakan. Lakukan pergantian sandi secara berkala agar tidak mudah dibobol.
Secara umum marketplace dilengkapi dengan sistem keamanan tapi bila kita sebagai pengguna tidak proteksi dengan akun dan pasword sendiri akan mendatangkan bahaya maupun penipuan. Terkadang penipuan bukanlah salah orang lain melainkan diri kita sendirilah yang telah memberikan peluang. Sebagai konsumen kita harus berusaha mendapatkan sesuai hak dan mendapatkan pelayanan terbaik saat belanja online maupun offline. Namun, jangan hanya menggantungkan nasib pada sistem keamanan toko online saja tetapi konsumen juga harus kritis dan berusaha melindungi diri terlebih dahulu. Keamanan belanja online bukan hanya pekerjaan rumah pemilik toko tetapi juga pembeli. Menjadi konsumen yang lebih cerdas turut membantu sehingga bisa mendapatkan pengalaman belanja online yang cukup baik.
Selain menjatuhkan pilihan belanja di toko yang tepat, agar aman belanja online jangan lupa konsumen juga harus mampu menjaga kerahasiaan akun beserta pasword. Ecommerce telah dilengkapi sistem keamanan berlapis dan deteksi penyalahgunaan akun. Meski demikian, kalau informasi akun tidak disimpan dengan baik bisa saja dilihat dan digunakan orang. Saya membaca ada seorang yang merasa tertipu belanja online di Tokopedia karena uangnya hilang dan barang juga tidak didapatkan. Usut punya usut ternyata dia menjadi korban cyber crime atau kejahatan dunia maya khususnya phising dimana sandi atau paswordnya dibajak atau dicuri. Pembeli dipancing oleh pencuri untuk melakukan login dengan email dan sandinya ke sebuah link yang mirip dengan toko online asli kemudian email dan sandi tersebut dibajak oleh mereka.
Tindakan phising adalah pencurian informasi penting milik pembeli kemudian diambil alih oleh pelaku. Terkadang mereka juga mengirim link atau url bertujuan phising ke email seperti memberikan informasi penawaran dan lainnya. Caranya hindari melakukan klik terhadap email atau situs yang tidak diketahui, selalu log out setelah belanja online serta menggunakan perangkat antivirus agar terhindar dari malware. Selain itu, jangan menaruh email dan sandi di sembarang tempat seperti di smartphone karena apabila smartphone hilang kemungkinan sandi tersebut akan disalahgunakan. Lakukan pergantian sandi secara berkala agar tidak mudah dibobol.
Secara umum marketplace dilengkapi dengan sistem keamanan tapi bila kita sebagai pengguna tidak proteksi dengan akun dan pasword sendiri akan mendatangkan bahaya maupun penipuan. Terkadang penipuan bukanlah salah orang lain melainkan diri kita sendirilah yang telah memberikan peluang. Sebagai konsumen kita harus berusaha mendapatkan sesuai hak dan mendapatkan pelayanan terbaik saat belanja online maupun offline. Namun, jangan hanya menggantungkan nasib pada sistem keamanan toko online saja tetapi konsumen juga harus kritis dan berusaha melindungi diri terlebih dahulu. Keamanan belanja online bukan hanya pekerjaan rumah pemilik toko tetapi juga pembeli. Menjadi konsumen yang lebih cerdas turut membantu sehingga bisa mendapatkan pengalaman belanja online yang cukup baik.
4. Melakukan pengecekan nomor rekening untuk pembayaran secara berulang kali serta memastikan jumlah tagihan waktu membuat order
Ketidaknyaman belanja online juga terjadi karena kurang hati-hati saat melakukan pembayaran. Misalnya transfer lewat ATM dengan kode unik, teman sekantor saya pernah lupa menyertakan kode uniknya dan hanya transfer sebanyak total harga barang dan ongkos kirim. Akibatnya, transfer yang dilakukannya tidak terbaca oleh sistem. Teman sekantor saya R berniat membelikan boneka untuk sepupunya sebagai hadiah ulang tahun. Sudah seminggu berlalu tapi barang belum dikirim juga. Dia bertanya sama saya, apakah Tokopedia itu aman atau penipuan.
Saya bilang, pertama coba login ke akun dan lihat status transaksinya. Ternyata transaksi tersebut sudah batal otomatis karena tidak adanya konfirmasi bahwa pesanan telah bayar. Dia bersikukuh sudah membayar dan saya bilang bisakah saya melihat bukti transfernya. Setelah saya pelajari, ketemulah akar masalahnya. Ternyata pesanan dia gagal karena kurang teliti ketika transfer jumlah pembayaran. Jumlah pembelian adalah 280.000 dan di pemberitahuan pembayaran sudah dinyatakan kalau dia harus transfer dengan kode unik sehingga total pembayaran menjadi 279.901. Tapi dia tidak memperhatikan informasi tersebut dan tetap membayar sejumlah order yaitu 280.000.
Kesalahan tersebut membuat transksinya tidak terbaca sistem hingga batal. Karena dia juga pemula dan tidak mengerti bagaimana menyelesaikan kasusnya, kemudian saya bantu untuk menyelesaikan. Saya kemudian menghubungi pihak Tokopedia dengan melampirkan bukti transfer, tak lama kemudian dana masuk ke saldo akun Tokopedia teman saya tersebut. Untung dia menyimpan bukti transfer sehingga uang tersebut bisa diklaim dan kembali ke tangan secara utuh . Kalau dia urung belanja, dia tinggal memindahkan saldo di akun Tokopedia tadi ke rekening pribadi. Atau kalau tetap mau membeli tas, dia tinggal klik pesan ulang dan membayar sejumlah yang diikuti kode unik.
Oleh karenaitu, hindari melakukan pembayaran mendekati batas waktu. Sebagian orang lupa dengan kapan hari dan jam terakhir pembayaran sehingga melakukan transfer diluar ketentuan. Hal ini membuat invoicenya hangus dan sudah kadaluarsa. Sebaliknya, usahakan transfer jauh-jauh sebelum batas waktu pembayaran habis.Kalau bisa begitu melakukan order langsung dibayar sehingga lebih pasti telah berjalan dengan lancar. Berikutnya jangan lupa menyimpan bukti transfer. Jika takut hilang sebaiknya difoto dan disimpan dalam galeri. Ini sebagai tindakan berjaga-jaga kalau seandainya lagi apes dan sistem eror.
5. Kalau setengah hati, mendingan tunda dulu. Kalau muncul pikiran macam-macam dan hati berdetak kurang nyaman, beli lain waktu, lebih baik ditinggalkan sementara. Kadang insting, sugesti dan naluri itu benar
Bagi mereka yang belum pernah belanja online, baru akan mencoba pertama kali atau newbie kadang mereka diliputi rasa khawatir. Inilah yang hampir dirasakan semua orang. Bertanya-tanta apakah akan aman, bagaimana kalau barang tidak dikirim atau bagaimana kalau barang rusak. Kegundahan, khawatir, dan gelisah akan mempengaruhi suasana hati serta menguras energi maupun emosi. Belanjalah secara online disaat tiada prasangka buruk dan benar-benar yakin bahwa semua akan berjalan lancar. Mendingan tidak usah belanja dulu daripada rasa khawatir tidak aman atau rugi terus membayangi karena membuat pikiran maupun hati tersiksa.
6. Belanjalah disaat tenang, jangan terburu-buru atau tergesa seperti dikejar-kejar sesuatu
Kesalahan yang beberapa kali saya lakukan adalah melakukan order dalam keadaan tidak tenang, seakan waktu mau habis. Terlebih saat ada promo dengan waktu terbatas, hati dan pikiran saya tidak karuan takut tidak kebagian. Ini sering menjerumuskan seperti merasa salah pilih dan menyesal. Waktu melihat satu produk saya langsung terpaku dengan produk tersebut, jadi buru-buru order takut tidak kebagiaan atau out of stock. Setelah order dan lirik sana sini malah menemukan ada produk yang lebih menarik.
Saran saya sebelum melakukan klik order, lihatlah semu produk senada secara keseluruhan terlebih dahulu. Dengan demikian tidak akan menyesal atau merasa kecewa. Saat membeli produk saya begitu yakin tetapi setelah produk sampai saya merasa membuang-buang uang karena salah order. Kemudian jangan sampai karena tergiur promo cashback atau gratis ongkos kirim kemudian terjerumus membeli barang yang tidak dibutuhkan. Sama saja dengan membuang-buang uang karena barang tidak terpakai.
7. Kenalilah 3 hal pokok yaitu bahan/karakteristik kain, macam-macam warna serta ukuran suatu produk
Saya sering merasa terjebak dan tertipu lantaran saya tidak memahami ketiga hal tersebut. Umpamanya, saya salah paham warna pink magenta dengan fuschia. Atau ketika membeli gamis, saya lihat difotonya mengembang sehingga berpikir akan cocok dengan tubuh langsing dan longgar ternyata kainnya spandex sehingga pas dipakai lurus saja tidak mengembang karena agak berat dan lengket di tubuh. Bisa juga salah paham size sehingga mungkin harus dipermak atau tidak bisa dipakai.
Sebagian penjual sudah melampirkan keterangan lengkap mengenai bahan serta karakteristiknya. Begitu juga sudah ada dijelaskan size yang tersedia dan ukuran yang mereka punya. Namun, terkadang kita sebagai konsumen salah paham dan kurang mengerti. Hindari menebak bahan produk atau mengira-ngira atau menerka saja. Kalau belum jelas, mendingan tanya berulang kepada penjual daripada salah beli.
8. Bagi yang baru akan mencoba untuk pertama kali, agar tidak salah sebaiknya memahami cara dan langkah-langkah belanja
Setiap toko online sudah menyediakan panduan, cara, langkah demi langkah belanja online dari awal hingga akhir. Mungkin saja cara setiap toko online berbeda, jadi jika ragu sebaiknya baca artikel atau video bagaimana urutan belanja yang benar. Secara umum, langkah belanja online adalah pilih barang, klik beli masuk keranjang belanja, teruskan dan masukkan alamat, pilih jasa pengiriman, konfirmasi pilihan pembayaran, transfer dan barang dikirim. Agar nyaman belanja, perlu juga mempelajari cara belanja hemat dalam satu ongkos kirim sehingga tidak mubazir atau rugi.
9. Ketahui fitur-fitur perlindungan buat pembeli
Selain memberikan fasilitas pembayaran aman melalui Rekening Bersama, marketplace juga memberikan fitur tambahan agar pembeli mendapatkan pengalaman belanja memuaskan. Beberapa fitur tambahan misalnya di Tokopedia ada Pusat Resolusi, fasilitas pengembalian barang atau Retur di Bukalapak dan sebagainya yang melindungi hak pembeli. Dengan mengetahui fitur-fitur tersebut, belanja online menjadi lebih tenang dan lancar.
10.Pilih ekspedisi yang tepat. Sesuaikan kapan produk dibutuhkan dengan order serta pengiriman
Bagi kamu yang takut jika barang terlalu lama sampai ke tangan atau memerlukan barang dalam waktu cepat, cara terbaik adalah memilih jasa pengiriman tercepat. Misalnya butuh produk tanggal 10, usahakan melakukan order sebelum tanggal 3 buat berjaga-jaga mana tahu ada hambatan pengiriman. Lebih baik memesan barang jauh hari sehingga lebih nyaman. Apalagi kalau daerah kamu jauh di luar Jawa, mengirim paket kadang ada hambatan cuaca, antrian dan lainnya.
Jika butuh produk yang dibeli dalam 2 hari dan waktu memesan barang secara tiba-tiba, belilah di toko yang menyediakan fasilitas Gojek sehingga cepat sampai. Jangan sampai menjadi pembeli yang ingin barang segera sampai tapi memilih jasa pengiriman terlama dan termurah. Kadang kita sebagai pembeli yang memesan barang baru hari ini dan ingin sampai besok, tidak melakukan prediksi antara waktu dan jarak. Kemudian saat barang tidak sampai kita menyalahkan penjual.
11. Waspada dan kenali toko online penipu atau penjual nakal
Semakin cerdik cara orang menipu seharusnya semakin waspada dan cerdik pulalah kita sebagai konsumen. Sebelum mereka mengelabui kita, kita harus mengenali keberadaan mereka terlebih dahulu. Mereka bagaikan singa berbulu domba yang siap menerkam kapan saja. Sebagai orang awam dunia teknologi informasi, bisa saja seseorang menjadi korban atas ketidaktahuannya. Oleh karena itu, perlu mendeteksi penipuan sebelum terjadi.
Banyak toko online yang menjamur di internet dan tentu saja tidak semua toko online yang bertebar adalah toko yang amanah. Bagaimana cara mengenali penjual nakal dan penipu? Namanya penipu, mereka berusaha menutupi identitas asli baik alamat tinggal, foto diri dan nomor kontak. Mereka tidak akan mau membuka informasi diri tersebut. Jikapun ada mungkin menggunakan identitas orang lain, sebaiknya telusuri dan coba menghubungi terlebih dahulu.
Biasanya para penipu juga tidak mau jika melakukan COD ( Cash On Delivery) yaitu pembayaran saat barang sampai di tangan dimana antara penjual dan pembeli bertemu secara langsung. Tindakan yang mencurigakan seperti mendesak untuk segera membayar, atau terlalu berlebihan dalam mempromosikan produk juga harus diwaspadai. Begitu juga kalau website toko online yang terkesan asal atau tidak profesional. Kadang cara mereka menarik minat calon korban juga dengan menjual harga jauh di bawah standar terutama kendaraan dan barang elektronik. Saya pernah hampir tertipu oleh penjual sepeda elektrik karena harga lebih murah tapi saya lihat gambar yang digunakan adalah gambar orang lain semuanya.
12. Baca dan belajar dari pengalaman mereka yang tertipu
Jika perlu, sebelum berbelanja bacalah tips belanja online baik di Tokopedia, Bukalapak dan toko lainnya untuk dijadikan pertimbangan sebelum melakukan transaksi. Tak lupa baca juga tentang keluhan belanja online yang ada di internet. Beberapa konsumen bercerita tentang bagaimana mereka sampai mengalami penipuan dan kerugian.
Dengan belajar dari kasus orang yang memiliki pengalaman buruk belanja, kita dapat mengambil hikmah agar hal serupa tidak terjadi saat kita belanja. Tak hanya itu, kita juga akan mendapatkan pengetahuan bagaimana cara belanja online terpercaya dan aman. Penipuan belanja online kadang berasal dari faktor eksternal dan internal, jadi ketahuilah poin mana saja yang menjadi celah penipuan belanja online dan berusaha menutup celah tersebut.
13. Belanja di situs toko online resmi
Sekarang penipuan juga tak kalah kreatif. Untuk mengelabui korban mereka membuat situs yang hampir mirip dengan toko online besar yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, perlu memastikan bahwa url atau alamat website tempat belanja sudah benar. Kalau bisa utamakan belanja di toko online yang sudah berbadan hukum atau setidaknya memiliki toko fisik nyata sehingga kita tahu kepada siapa kita akan melakukan klaim serta tuntutan kalau mereka merugikan.
Beberapa daftar toko online terbaik, terbesar dan resmi yaitu Tokopedia, Tiket.com, Pegipegi, Bukalapak, Blanja, Blibli, Traveloka, Lazada, Muslimarket, Zalora, Hijabenka, JD.ID, Mister Aladin dan masih banyak lagi. Umumnya, toko online yang iklannya keluar di televisi maupun surat kabar telah dipublikasikan secara resmi dan mereka termasuk toko besar. Kalau mereka bermaksud menipu tentu tidak disiarkan secara besar-besaran di seluruh Indonesia.
Ketigabelas tips diatas juga dapat menjadi pegangan belanja online di toko manapun di internet baik marketplace, toko perorangan, ecomerce perusahaan maupun belanja online di media sosial seperti facebook, instagram. Untuk mencapai kenyamanan dan keamanan belanja online, mulailah dari diri sendiri. Semua toko online hanya menawarkan, kitalah yang memutuskan akan membelanjakan uang dimana. Sebelum melakukan transaksi, wajib hukumnya membekali diri terlebih dahulu.
Kontribusi Pembeli dalam Menciptakan Budaya Belanja Online yang Aman, Terpercaya dan Bebas Penipuan
Dalam sub artikel ini saya ingin berpesan kepada seluruh sahabat pencinta belanja online bahwa pada prinsipnya : Pemilik toko online adalah pihak yang wajib menyediakan layanan belanja aman bagi masyarakat. Hal ini MUTLAK dan akan berimplikasi hukum jika dilanggar karena menelantarkan hak-hak konsumen. Namun, kalau mau objektif, perilaku dan kepintaran pembeli juga turut mempengaruhi aman atau tidaknya belanja online.
Maksud saya, sebagus-bagusnya toko online kalau kita sebagai pembeli gaptek maka toko tersebut juga tidak akan terlihat bagus dan tetap tidak nyaman. Berbeda dengan pembeli yang smart dan mau belajar teknologi, mereka akan lancar dalam transaksi dan bisa menilai dimana letak bagusnya sebuah toko online. Sepintar-pintarnya pemilik toko online memperkerjakan ahli cyber crime, ahli IT untuk membentengi kejahatan penipuan di dunia maya, kalau kita sebagai pembeli tidak mengerti bagaimana cara belanja yang safety, percayalah benteng keamanan belanja online yang dibuat pakar IT tersebut juga tidak akan berhasil membantu kamu.
Kontribusi Pembeli dalam Menciptakan Budaya Belanja Online yang Aman, Terpercaya dan Bebas Penipuan
Dalam sub artikel ini saya ingin berpesan kepada seluruh sahabat pencinta belanja online bahwa pada prinsipnya : Pemilik toko online adalah pihak yang wajib menyediakan layanan belanja aman bagi masyarakat. Hal ini MUTLAK dan akan berimplikasi hukum jika dilanggar karena menelantarkan hak-hak konsumen. Namun, kalau mau objektif, perilaku dan kepintaran pembeli juga turut mempengaruhi aman atau tidaknya belanja online.
Maksud saya, sebagus-bagusnya toko online kalau kita sebagai pembeli gaptek maka toko tersebut juga tidak akan terlihat bagus dan tetap tidak nyaman. Berbeda dengan pembeli yang smart dan mau belajar teknologi, mereka akan lancar dalam transaksi dan bisa menilai dimana letak bagusnya sebuah toko online. Sepintar-pintarnya pemilik toko online memperkerjakan ahli cyber crime, ahli IT untuk membentengi kejahatan penipuan di dunia maya, kalau kita sebagai pembeli tidak mengerti bagaimana cara belanja yang safety, percayalah benteng keamanan belanja online yang dibuat pakar IT tersebut juga tidak akan berhasil membantu kamu.
***
Apakah belanja di toko dan situs online 100 % aman atau penipuan, sekarang tergantung menilai dari mana dan bagaimana sikap pembeli. Terakhir, tidak hanya menjadi pembeli yang pintar, objektif dan kreatif. Mari bertahan menjadi pembeli online yang istiqomah dan amanah. Sah-sah saja sebagai pembeli kita berusaha mencari informasi apakah situs belanja online tertentu aman atau penuh penipuan. Akan tetapi, ketahuilah bahwa zaman sekarang tidak hanya pembeli lho yang berpeluang ditipu. Penjual pun juga sering mengeluh kena tipu oleh pembeli nakal.
Di dunia online itu bukan hanya pembeli yang menjadi korban penipuan, bahkan pembeli sekarang memiliki akal bengkok untuk menipu penjual. Selain mencari toko online dan penjual yang jujur, jangan lupa sebagai pembeli kita juga wajib terus menjaga kejujuran. Semoga informasi diatas berguna buat kamu ya.[]
Apakah belanja di toko dan situs online 100 % aman atau penipuan, sekarang tergantung menilai dari mana dan bagaimana sikap pembeli. Terakhir, tidak hanya menjadi pembeli yang pintar, objektif dan kreatif. Mari bertahan menjadi pembeli online yang istiqomah dan amanah. Sah-sah saja sebagai pembeli kita berusaha mencari informasi apakah situs belanja online tertentu aman atau penuh penipuan. Akan tetapi, ketahuilah bahwa zaman sekarang tidak hanya pembeli lho yang berpeluang ditipu. Penjual pun juga sering mengeluh kena tipu oleh pembeli nakal.
Di dunia online itu bukan hanya pembeli yang menjadi korban penipuan, bahkan pembeli sekarang memiliki akal bengkok untuk menipu penjual. Selain mencari toko online dan penjual yang jujur, jangan lupa sebagai pembeli kita juga wajib terus menjaga kejujuran. Semoga informasi diatas berguna buat kamu ya.[]